Kamis, 13 Desember 2018

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) LENGKAP BAB I / BAB V


ASUHAN KEPERAWATAN

ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH)

 

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

*   NAMA:  NOVIJAWATI

*   KELAS: XI KEPERAWATAN

*   GURU:  INTAN KESUMA N.S,KEP,.NERS

 


TP 2018/2019

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayahnya-Nya kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan dengan kasus pada pasien penderita infeksi saluran kencing, dengan baik dan benar meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Dan juga kami berterima kasih kepada ibu INTAN KESUMA NINGRUM..... selaku guru kebutuhan dasar manusia yang telah membimbing dan memberikan tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang penyakit ISK dan juga penata laksanaan dalam penanganan kasus ISK tersebut. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalamkami membuat makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.

 

 

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

Medan johor,11 september 2018

 

                                                                          Penyusun
                                                                          NOVIJAWATI

 



DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL....................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B.  Rumusan Masalah........................................................................3

C.  Tujuan........................................................................................ 4

 

BAB II LANDASAN TIORITIS

A. Pengertian ISK............................................................................ 5

B. Penyebab ISK........................................................................ 6

C. Tanda dan gejala ISK...................................................................... 6

D. Patofisiologi ISK.......................................................................... 6

E. Klasifikasi ISK.......................................................................... 7

F. Pemeriksaan Diagnostik Penyakit ISK...................................... 8

G. Penatalaksanaan Penyakit ISK..................................................... 12

 

KASUS ISK................................................................................. 14

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN................................ 16

 

BAB III TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS KLIEN................................................................ 31

B.RIWAYAT KESEHATAN ....................................................... 31

C. PEMERIKSAAN FISIK

D. AKTIFITAS SEHARI

E.AKTIFITAS PERAWATAN DIRI

F. DATA PSIKOSOSIAL

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

H. PENATALAKSANAAN ,( analisa data , diagnose keperawatan,implementasi , intervensi)

 

BAB IV PEMBAHASAN

A.    PENGKAJIAN

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

C.     PERENCANAAN KEPERAWATAN

D.    PELAKSANAAN KEPERAWATAN

E.     EVALUASI KEPERAWATAN

 

BAB V PENUTUP

A.KESIMPULAN

B.SARAN

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang

Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (Milagros. 2012).

Sakit sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi dalam hidup kita.Sebagian besar tidak berbahaya karena hanya disebabkan menahan kencing atau minum air terlalu sedikit, sehingga kencing berwarna pekat dan merangsang.Namun, bila sakit terjadi karena infeksi oleh kuman, maka harus diobati karena dapat menimbulkan komplikasi seperti pendarahan.Selain itu, infeksi juga dapat menjalar ke ginjal atau organ lainnya (Valentina L. 2008).

Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (ISK) (Valentina L. 2008).

Infeksi kandung kemih terjadi ketika ada bakteri atau Mikroorganisme lainnya, melekat pada pembukaan uretra dan berkembang biak. Uretra adalah saluran yang menghubungkan kandung kemih ke saluran luar pembuangan air seni.Dan karena pria memiliki uretra lebih panjang daripada wanita, bakteri dan mikroorganisme lainnya lebih sulit menjangkau kandung kemih dan menyebabkan Infeksi Kandung Kemih (Valentina L. 2008).

Infeksi ini umumnya memang terjadi pada wanita.Namun bukan berarti pria tidak pernah terjadi gejala penyakit ini.Hal ini dikarenakan, berdasarkan fakta infeksi saluran kemih terjadi pada pria.Gejala awal Infeksi Saluran Kemih adalah urin yang dikeluarkan tampak lebih keruh dan berbau, ingin selalu buang air kecil namun hanya sedikit urin yang keluar dan menyebabkan rasa terbakar atau sakit pada saluran urin saat buang air kecil (Valentina L. 2008).

Gejala infeksi saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih kronis memiliki persamaan pada proses timbul yang lambat dan radang yang ringan. Pada umumnya gejala infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam kurun waktu jangka panjang dan juga akan terjadi penanahan berulang kali pada urine atau eritrosit. Pada pasien-pasien ini umumnya memiliki catatan riwayat infeksi saluran kemih akut, batu ginjal serta pertumbuhan yang abnormal atau faktor lainnya. Oleh karena itu,harus dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut (Depkes RI, 2014).

Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut terbesar dari anak-anak atau remaja dan kira-kira berpengaruh pada 6,5% perempuan dan 3,3% laki-laki pada satu tahun pertama kehidupannya. Serta biasanya terjadi refluks vesika urinari yang mana memperlihatkan 30% sampai 40% dari anak - anak dengan infeksi saluran kemih yang dapat menjelaskan resiko untuk infeksi berulang dan pembentukan jaringan parut pada ginjal (Depkes RI, 2014).

Prevalensi bakteriuria asimptomatik lebih sering ditemukan pada penderita infeksi saluran kemih.Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimptomatik meningkat mencapai 30% baik laki-laki ataupun perempuan bila disertai faktor predisposisi seperti litiasis, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papiler, Diabetes mellitus paska transplantasi ginjal, nefropati analgesik, sickle cell desease, hubungan seksual, kateterisasi, dan lain (Depkes RI, 2014).

Kondisi penyakit infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih, menyebabkan seseorang bergantung kepada keluarganya.Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk merawat sesorang dengan penyakit infeksi tidak lah sedikit sehingga menimbulkan masalah ekonomi pada keluarga.Keluarga menjadi merasa bersalah, frustasi, cemas dan depresi terhadap penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya. Bagi anggota keluarga yang lain, waktu kebersamaan dengan anggota keluarga akan berkurang sehingga mengakibatkan masalah defisit interaksi pada setiap anggota keluarga (Depkes RI, 2014).

Infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring meningkatnya usia. Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat kematian yang timbul dari Infeksi Saluran Kemih diperkirakan lebih dari 13000 ( 2,3 % angka kematian). Pada usia muda kurang dari 40 tahun mempunyai prevalensi 3,2% sedangkan diatas 65 tahun angka infeksi saluran kemih sebesar 20%. (Depkes RI, 2014).

Menurut WHO dalam Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki.Indonesia merupakan negara berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat.Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa.(Depkes RI, 2014).

Infeksi saluran kemih di Indonesia dan prevalensinya masih cukup tinggi, Menurut perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di Indonesia adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun (Depkes RI, 2014).

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa definisi ISK?

2.      Apa etiologi atau penyebab dn tanda gejala ISK?

3.      anatomi fisiologi?

4.      Bagaimana jalannya penyakit atau patofisiologi ISK

5.    macam macam ISK?

6.    gambaran klinis?

7.    komplikasi?

            8.      Apa saja klasifikasi ISK?

9.      Bagaimana cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK?

10.   dianogsa ISK 

11.      Bagaimana cara penatalaksanaan dan perencanaan pada pasien ISK?

12.      Bagaimana cara pendokumentasian pada pasien ISK?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C.     Tujuan

1.      siswa dapat mengetahui definisi ISK

2.      siswa dapat mengetahui etiologi dan tanda gejala ISK

3.      siswa dapat mengetahui anatomi fisiologi ISK

4.      siswa dapat mengetahui jalannya penyakit atau etiologi ISK

5.      siswa dapat mengetahui macam macam ISK

6.    siswa dapat mengetahui  gambaran klinis ISK

7.    siswa dapat mengetahui komplikasi ISK

8.    siswa dapat mengetahui klasifikasi ISK

9.    Bagaimana cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK?

10.  siswa dapat mentahui diagnosa ISK

11.    siswa dapat mengetahui cara penatalaksanaan dan perencanaan pada pasien ISK

12.     siswa dapat mengetahui cara pendokumentasian pada pasien ISK

                                                                              

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TIORITIS

 

A.    Pengetian ISK

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene. 2016).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih (Depkes RI, 2014).

Infeksi saluran kemih dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur.Akan tetapi secara jenis kelamin ternyata wanita lebih sering terinfeksi dari pada pria dengan angka populasi umur, kurang lebih 5-15 %.

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu di saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama Echerichia coli; risiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia (Mary. 2014).

Infeksi traktus urianarius pada pria merupakan akibat menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga wanita.Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.Akibatnya, ISK pada pria jaraang terjadi. Namun, ketika gangguan ini terjadi, kali ini menunjukan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urianrius (Rudi. 2012)

 

 

 

 

 

 

 

     

 B.     Penyebab ISK

Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Organisme dapat juga masuk selama kontak seksual.

Dalam hal ini infeksi terjadi sebagai infeksi yang diperoleh dari komunitas yang tidak kompleks.Pasien dengan kateter perkemihan bisa juga mengalami infeksi karena adanya kateter yang memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk ke kandung kemih.Beberapa peralatan saluran kencing, misal cystoscopy, juga memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk kandung kemih. Sebagian dari peralatan tidak disterilkan sepenuhnya antara pasien satu dengan yang lainnya; peralatan diberi desinfektan dosis tinggi karena serat optik dan lensa di dalam tidak akan tahan dengan temperatur tinggi yang diperlukan untuk mensterilkan. Infeksi ini akan dipandang sebagai nosocomial. (Mary. 2014)

 

 

    Tanda Gejala ISK

Menurut Mary. 2014.

1.    Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

2.    Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

3.    Susah buang air kecil karena iritasi lapisan mukosal

4.    Rasa sesak/ penuh di dalam area suprapublik

5.    Pungung bawah sakit

     

 C. ANATOM  FISIOLOGI

Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan dua C ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih.
Setiap hari ginjal menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron, yaitu suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan mencegah kembalinya kemih ke dalam ureter.
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih ini mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih. Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung kemih dengan organ-organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria, atau kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat kavum douglasi.Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra internal dari kandung kemih dan  

berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter internal adalah involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi dan pada cedera atau penyakit saraf.

 

D. Pathway ISK


 

 

 

 

 

 

D.   Patofisiologi ISK

Menurut Rudi. 2012infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.Mikroorganisme ini masuk melalui kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.

             1. Secara asending:

a.    masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain faktor anatomi dimana wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga insiden terjadinya isk lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sitoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

b.   Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal

                2. Secara hematogen:

Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang memengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dll.

 

 

E. MACAM  MACAM ISK:


1)Uretritis (uretra)
2)Sistisis (kandung kemih)
3)Pielonefritis (ginjal)

 

 

 

 

 

 

F. GAMBARAN KLINIS:

Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
1)Mukosa memerah dan oedema
2)Terdapat cairan eksudat yang purulent
3)Ada ulserasi pada urethra
4)Adanya rasa gatal yang menggelitik
5)Good morning sign
6)Adanya nanah awal miksi
7)Nyeri pada saat miksi
8)Kesulitan untuk memulai miksi
9)Nyeri pada abdomen bagian bawah.

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
10)Disuria (nyeri waktu berkemih)
11)Peningkatan frekuensi berkemih
12)Perasaan ingin berkemih
13)Adanya sel-sel darah putih dalam urin
14)Nyeri punggung bawah atau suprapubic
15)Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
16)Demam
17)Menggigil
18)Nyeri pinggang
19)Disuria

Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.

 

 

 

 

 

 

      

       G. Komplikasi dari suatu infeksi saluran kencing ini mungkin termasuk:

·         Infeksi berulang, terutama pada wanita yang mengalami dua atau lebih ISK dalam periode enam bulan atau empat atau lebih dalam setahun

·         Kerusakan ginjal permanen akibat infeksi ginjal akut atau kronis (pielonefritis) karena ISK yang tidak diobati

·         Peningkatan risiko pada wanita hamil melahirkan bayi berat lahir rendah atau bayi prematur

·         Penyempitan uretra (striktur) pada pria dari uretritis berulang, sebelumnya terlihat dengan uretritis gonococcal

·         Sepsis, komplikasi infeksi yang berpotensi mengancam nyawa, terutama jika infeksi bekerja pada saluran urine Anda ke ginjal.

     

 

              H. Klasifikasi :

Jenis infeksi saluran kemih antara lain:

1.      Kandung kemih (sistitis)

2.      Uretra (uretritis)

3.      Prostat (prostantitis)

4.      Ginjal (pielonefritis)

 

I.             Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau pengobatan antara lain adalah :

1. Laboratorium

a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.

b.  Urine kultur :

· Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya : streptococcus, E. Coli, dll

· Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan

c.  Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.

2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )

Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.

b. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih.

 

       

              J .Diagnosa Keperawatan


1. Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Inflamasi,Kandung Kemih,dan struktur traktus urinarius lain
3. Perubahan pola eliminasi urine (disuria,dorongan,frekuensi,dan atau noktuaria).berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,metode pencegahan,dan instruksi perawatan dirumah.

5.nyeri akut yang berhubungan dengan agen cidera biologis

6.kekursaangan volume ciran berhubungan dengan reinteraksi abdominal

7.resiko infeksi  berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih

 

            

 

 

 

            

        K. Intervensi :


1. Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2. Berikan kesampatan Klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan
3. Beri Support pada klien
Rasional : Agar klien mempunyai semangat
4. Berikan dorongan spiritual
Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Berikan penkes
Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya
6. Memberikan kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak diketahui tentang penyakitnya.
Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya
7. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menbuat pilihan berdasarkan informasi.
8. Berikan informasi tentang : sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional : Pengetahuan apa yng diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.
9. Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum   

sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari
Rasional : Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda
penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal.
10. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspesikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.
Rasional : Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhuan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik

 

 

L. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap ani untuk melaksanakan Intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.Agar Implementasi / pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan,memantau dan mencatat respon pasien terhadap setia Intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
(Doengoes E Marilyn.dkk.2000)

 

M. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah,mengacun pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
• Nyeri yang menetap atau bertambah
• Perubahan warna urine
• Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih
.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III
TINJAUAN KASUS

 

A.    IDENTITAS KLIEN

Nama                                : TN.D

No.mr                                : 04.93.50

Umur                                 : 29 Tahun

Pekerjaan                          : Tani

Agama                               : Islam

Status Perkawinan            : Kawin

Alamat                              : Desa baru

Penanggung jawab            : Istri

Alamat                              : Desa baru

Tanggal masuk rs  : 04-07-2012

Cara masuk rs                    : malalui UGD

Yang mengirim     : Istri

Riwayat alergi       : (-)

Obat                      : (-)

Makanan               : (-)

Dll                        : (-)

Alat bantu yang pakai       : Brangkar

 

 

B.     RIWAYAT KESEHATAN

1.   Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan pernah mengalami maag semenjak 3tahun terakhir.

2.   Riwayat kesehatan sekarang

 Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 05-07-2012 pukul 10.30, klien mengatakan bahwa perut klien terasa sakit, pusing, mual, dan muntah tidak ada. BAK klien agak bernanah dan BAB klien cair dan agak bercampur darah

3.  Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit ini yang sama dengan klien.

 

C.    PEMERIKSAAN FISIK

1)      TTV

 S      : 37,5

 TD   : 140/80

 N     : 82

 P      : 24

2)      TB       : 165

BB    : 56

3)      KEPALA

Rambut        : kulit kepala tampak bersih, rambut bersih

Mata             : konjungtiva anemis

Hidung         : simestris kiri dan kanan

Telinga         : bersih, tidak terdapat serumen, simetris kiri dan kanan

4)      Leher

Trakea          : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan getah bening

Jvp    : 5-2 cmh20

5)      Thorak

I        : simetris kiri dan kanan

P       : fremitus kiri dan kanan

P       : sonor

P       : vesikuler

Jantung

I        : ic cordis tidak terlihat

P       : ic cordis tidak teraba

P       : batas jantung atas  RIC 11

P       : irama terarur

6)      Abdomen

I        : perut tidak membuncit

P       : hepar dan lien sulit dinilai

P       : tympani

A      : Bising Usus (+)

7)      Ekstremitas

Ekstremitas atas dan bawah baik

8)      Integument

I        : kulit kuning lansat

P       : akral hangat

9)      Neurologis

GCS 15, Compos mentis, E=4 V=5 M=6

10)  Mamme

I        : tidak dilakukan

P       : tidak dilakukan

11)  Urogenital

I        : lesi (-), skrotum simetris kiri dan kanan

P       : perabaan diatas simpisis terasa nyeri

12)  Anus

I        : lesi (-), kemerahan (-), haemoroid

P       : massa (-)

 

D.    AKTIFITAS SEHARI – HARI

Nutrisi

Makanan : sehat = 2-3 kali/hari

Sakit = 1-2 kali/hari

 Minun : sehat    = 3-4 gelas/hari

  Sakit = 10 gelas/hari

Eliminasi

Miksi : sehat             = 4-5 kali/hari

Sakit = 6-7 kali/hari,sediki-sedikit tapi sering, nyeri(-)

Defekasi:sehat          = 1 kali/hari       Sakit  = 1 kali/3hari

 

   E.     AKTIFITAS PERAWATAN DIRI        

     Sehat : mandi      = 2 kali/sehari

    Gosok gigi = 2 kali/sehari

Cuci rambut = 1 kali/2 hari

Sakit : mandi         = 1 kali/sehari

Gosok gigi = 2 kali/sehari

Cuci rambut = 2 kali/ seminggu

 

 

ISTIRAHAT DAN TIDUR

Sehat : siang = 2-3 jam/hari

Malam          = 7-8 jam/hari

Sakit : siang=1-2 jam/hari

Malam= 3-4 jam/hari, tidur klien kurang nyenyak

 

F.      DATA PSIKOSOSIAL       

Klien dan keluarganya selalu mengatakan klien kurang semangat karena penyakit yang dideritanya.

 

G.    DATA SPIRITUAL

Biasanya klien ada beribadah , namun selama dirawat , klien jadi kurang beribadah.

 

H.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gula darah sentry     : 73

Total cholesterol       : 159    (220 mg/dl)

Trigkenda                 : 103

Uric cout                  : 45                  w=15-6 mg/dl

Urium                                   : 28,5               10-50 mg/dl

Kreatinin                  : 1,01

Total protein             : 6,73               6,5-8,7 gr/dl

Alkali foltase                        : 207                49-232 u/i

Total bilirubin                       : 0,80               0,3-1,0 mg/dl

SGOT                                   : 29,7               p:<37 w:21 u/i

GGPT                                   : 22,1               p:<42 w:<32 u/i

 

 

 

 

 

 

I.       PENATALAKSANAAN

 

INJEKSI TRAMADOL  2 x 1

INJEKSI RANITIDIN    2 x 1

INJEKSI SERIASON  1 x 1

 

 

 

J. ANALISA DATA

NO
              DATA
  MASALAH
    ETIOLOGI
1.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
3.
DS:
         Klien mengeluh nyeri pinggang dan rasa tidak enak daerah suprapubic
         Klien mengeluh nyeri saat berkemih
         Klien mengeluh rasa panas saat berkemih
 
 
 
DO :
         Klien tampak meringis
         Klien tampak gelisah
         Prilaku klien distraksi
 
DS :
         Klien mengatakan susah tidur
         Klien mengatakan sering berkemih
         Klien mengatakan berkemih dengan jumlah sedikit-sedikit
 
DO :
         Urine kalien sedikit – sedikit keluar
         Urine tampak menetes - netes
 
 
DS :
         Klien mengatakan bingung dengan prosedur terapi
         Klien mengatakn tidak tau dengan peny-nya
 
 
DO :
Terdapat kesalahan pernyataan dari klien tentang peny-nya
Sering bertanya / menerima informasi
Terjadinya komplikasi yang dapat dicegah
 
Nyeri
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Perubahan pola eliminasi urine
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan keb.pengobatan.
 
Inflamasi dan infeksi saluran kemih.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sering berkemih, urgensi, hesistensi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kurang terpajang informasi
 

 

 

 

DIAGNOSA KEPERAWATAN

 

No
Diagnosa Keperawatan
tujuan
Intervensi
Rasional
1
Infeksi berhubungan dengan masuknya kuman ke kandung kemih. Ditandai dengan:
DS    :   pasien mengeluh nyeri
DO :    - wajah meringis
            - adanya tanda-tanda infeksi
Tidak terjadinya infeksi setelah diberikan tindakan keperawatan ditandai dengan:
Tidak ada nyeri dan tanda-tanda infeksi
-      kaji TTV
-      catat karakteristik urine
-      tampung urine mid sternum
-      anjurkan mandi menggunakan sabun anti bakteri
-      hindari mandi rendam
-      kolaborasi untuk pemberian antibiotic 3-5 hari parenteral dan obat penurun panas.
-      mengetahui tanda-tanda infeksi
-      untuk mengetahui adanya kuman penyebab
-      menghindari penyebaran infeksi
-      membantu menghilangkan infeksi dan menurunkan panas
2
Nyeri berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Ditandai dengan:
DS : Pasien mengeluh nyeri seperti  terbakar waktu buang air kecil, mengeluh nyeri pada daerah pinggul
DO  :   Ekspresi wajah meringis
Tidak adanya nyeri .
Dengan criteria hasil:
DS : Tidak ada keluhan nyeri waktu BAK dan tidak ada nyeri pada daerah pinggul
DO : Ekspresi wajah rileks
-      kajih sifat, intensitas, lokasi, lamanya dan factor pencetus serta penurun nyeri
-      pantau urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang.
-      mengetahui keadaan pasien untuk melaksanakan tindakan selanjutnya
-      untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
3
Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan nokturia) yang  berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Ditandai dengan:
DS :  - Pasien mengeluh sering BAK,
             - adanya nokturia,   disuria
Pasien dapat berkemih sesuai pola eliminasi yang mendekati normal. Dengan criteria hasil:
DS :  tidak ada kelihan
DO : tidak ada nokturia
-      berikan kenyamanan non farmakologis : Bantu pasien mengambil posisi yang nyaman
-      kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
 
-      berikan antibiotic
-      anjurkan pasien untuk meningkatkan masukan cairan peroral untuk mengencerkan urine.
-      Kaji haluan urine
 
 
-      Ukur dan catat haluan urine setiap kali berkemih
-      Bantu pasien ke kamar kecil dan memakai pispot atau urinal
-      Palpasi kandung kemih setiap 4 jam
-      Menghindari minum 2-3 jam sebelum tidur dan anjurkan untuk berkemih sebelum tidur.
-      Diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri
 
-      Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri
-      Pemberian antibiotic
-      Akibat haluan urine memudahkan berkemih sering dan memantuh salurean kemih
 
-      Untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien
 
-      Mengawasi ketelitian pengosongan kandung kemih
-      Mengurangi resiko terjadinya kecelakaan
-      Mengetahui adanya distensi
 
-      Menghindari nokturia sehingga pasien dapat tidur secara maksimal
4
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan invasi kuman ke dalam tubuh. Ditandai dengan :
DS :  Pasien mengatakan bahwa badan terasa panas
DO :    Suhu badan meningkat
Suhu tubuh kembali normal dengan criteria hasil
DS :   Pasien mengatakan badan tidak terasa panas
DO :    Suhu tubuh kembali normal
-      Kaji tanda-tanda vital
 
-      Beri kompres air hangat
 
 
 
-      Anjurkan pasien untuk minum air
 
 
-      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti pireutik
-      Mengetahui keadaan umum pasien
-      Dapat membantu fasodilatasi pembuluh darah sehingga mempermudah terjadinya penguapan tubuh
-      Diharapkan dapat menurunkan suhu tubuh pasien dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
-      Antipireutik dapatb membantu menurunkan suhu tubuh.
5
Perubahan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah. Ditandai dengan :
DS : Anoreksia
DO : Porsi makan tidak dihabiskan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan criteria:
DS :    Adanya nafsu makan
DO : Porsi makan dihabiskan, tidak ada mual dan muntah
-      Kaji frekuansi makan pasien perhari
-      Timbang berat badan
 
-      Beri makan porsi sedikit tapi sering
-      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetika
-      Anjurkan keluarga membawa makanan yang disukai pasien
-      Mengetahui perkembangan asukan nutrisi
-      Mengetahui perkembangan status nutrisi pasien
-      Usaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh
-      Membantu meningkatkan nafsu makan pasien
6
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya nyeri dan kelemahan fisik:
DS : pasien mengatakan nyeri saat bergerak
DO : pergerakan terbatas kelemahan fisik
Pasien dapat melakukan aktifitas. Dengan criteria hasil:
DS : Pasien mengatakan dapat bergerak dan melakukan aktifitas
DO :     Pasien dapat beraktifitas secara mandiri
-      Kaji tingkat kemampuan dalam melakukan aktifitas
 
-      Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
-      Latih pasien dalam melakukan aktifitas secara mandiri
-      Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas
-      Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
-      Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas
7
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit ISK. Ditandai dengan :
DS :  Pasien bertanya tentang penyakitnya
DO :     Pasien gelisah, mekanisme koping menurun
Ansietas berkurang. Dengan criteria hasil:
DS : pasien menyatakan pengetahuan yang akurat tentang penyakitnya
DO : Pasien tampak rileks, ansitas berkurang
-      Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit ISK
-      Observasi situs psikis pasien
 
-      Beri penjelasan tentang penyakitnya
 
-      Ajarkan nama obat, dosis, waktu, dan cara serta efek samping obat
-      Anjurkan pasien untuk menghindari minum kopi, the, cola dan minuman beralkohol 
-      Mengetahui tingkat pengetahuan pasiententang penyakitnya
-      Mengetahui tingkat kexcemasan dan mekanisme koping pasien
-      Diharapkan pasien memahami tentang penyakitnya sehingga mengurangi ansietas
-      Untuk mengurang kesalahan dan pemberian terapi obat oleh keluarga atau pasien
-      Untuk mengurangi timbulyan gejala iritasi yang lebih buruk.

 

 

 

 

Implementasi dan Evaluasi

                                                     Catatan Perkembangan

Nama klien      :  Tn”D”                              No.Register : 04.93.50

Umur                :  29 tahun                                Diagnosa Medis : Infeksi saluran kemih

Ruang               : arizal                                                                                                

NO
Jam/tanggal
Implementasi
Evaluasi
Nama/ttd
1.
08.30/
10/03/2013
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1.mengkaji vital sign
DS: -
DO: N=80x/mnt RR=20x/mnt TD=110/70 S=38˚C.
 
2.Mengkaji tingkat nyeri
DS : Pasien mengatakan nyeri di daerah abdomen
DO: pasien tampak nyeri ketika dilakukan pemeriksaan abdomen
 
3.Membantu pasin untuk mengotrol nyerinya
DS:-
DO: pasien tmpak mengerti tentang tehnik nafas dalam yang diajarkan oleh perawat
Waktu,Tagal : 14:00,10/03/2013
S:  klien mengatakan masih nyeri di abdomen
 
O: - S= 30 ˚C
     -klien tampak nyeri ketika dilakukan pemeriksaan abdomen
 
A: masalah belum teratasi
 
P: lanjutkan intervensi
-          Kaji vs
-          Beri obat anal
 
  kukuh_st
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
11.30 WIB
1.melibatkan keluarga untuk membantu menurunkan suhu tubuh pasien
DS:
DO: keluarga tanpak mengerti apa yang dijelaskan/ diajarkan perawat
2.memberi banyak minum
DS: pasien mengatakan akan berusaha banyak minum
DO: pasien tampakmengerti dengan penjelasan perawat
 
 
 
 
 
 
 
 
 
14:00
1. memantau frekueensi,warna urin
DS  : klien mengatakan sering buang air kecil tp sedikit -sedikit
DO : - urin berwarna keruh seperti air teh
 
 
2
08:30 / 11/03/2013
1.kaji vital sign
DS : 
DO : S=37,5˚C
         N=80x/mnt
         RR= 20x/mnt
         TD= 120/70   mmHg    
Waktu,Tagal 11/03/2013, 14:00 wib
S: pasien dalam keadaan composmentis/sadar
 
O: -S=37,5˚C
     -pasien dalam keadaan compousmentis
A: masalah teratasi sebagian
 
P: Lanjutkan intervensi
 
 
   kukuh_st
11:30 WIB
1.kaji tingkat kesadaran
DS
DO: Pasiendalam keadaan composmentis
3
08:30/ 12/03/2013
 
 
1.kaji tingkat nyeri
DS: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi pada abdomen .
DO: tidak ada nyeri tekan pada abdomen
S:-pasien mengatakan          sudah tidak merasa nyeri lagi.
   - pasien mengatakan sudah tidak sering buang air kecil lagi.
 
O:- S=37,5˚C
    - tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
 
A: masalah teratasi
 
P: hentikan intervensi.
 
 kukuh_st
11.00/
12/03/2013
1.kaji vital sign
DS :
DO : S=37,5˚C
         N=80x/mnt
         RR= 20x/mnt
         TD= 120/70mmHg  
 
14.00/
12/03/2013
1.kaji eliminasi urine termasuk frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna.
DS: pasien mengatakan sudah tidak sering buang air kecil lagi.

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV
PEMBAHASAN

 

 Dalam bab ini penulis akan membahas tentang “ Asuhan Keperawatan Pada Tn. D dengan Uretritis “. Pembahasan akan dimulai dari asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn. D dikaitkan dengan asuhan keperawatan secara teori. Adapun lingkup pembahasan mencakup tahap – tahap dalam proses keperawatan antara lain :

A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian penulis mengumpulkan data dengan melihat dari ilustrasi kasus, wawancara, pemeriksaan fisik, tidak di lakukan karena penulis tidak mengkaji langsung pada klien, penulis hanya mendapatkan data - data yang menggri ilustrasi kasus yang di dapat. Data yang di dapat yaitu kasus pada lubang kencingkadang keluar cairan putih kental. Pada teori terdapat data adanya rasa gatal dan menggelitik dan adanya nanah dari awal miksi. Sedangkan kasus tidak di temukan karena klien hanya mengatakan bila buang air kecil terasa panas seperti terkena benda tajam. Juga pada awal miksi tidak keluar nanah hanya kadang keluar cairan putih kental. Dan setelah di lakukan pemeriksaan kultur urine terdapat bakteri dalam urine tersebut Dan ketika di lakukan urinalisis di dapatkan leukosuria atau piuria yang positif, klien sudah minum antibiotic selama 3 hari tetapi belum ada perubahan.
Hambatan yang penulis temukan dalam membuat pengkajian adalah data yang penulis dapat tidak adanya riwayat kesehatan, dan penulispun tidak melakukan pemeriksaan fisik, hal ini di karenakanketerbatasan hal yang di peroleh, karena data yang di peroleh henya berdasarkan ilustrasi kasusdan tidak penulis peroleh kasus langsung dari klien. Pemecahan masalahnya adalah penulis tetap menggunakan data yang sudah di peroleh walaupun kurang lengkap.

B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnose yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus adalah :
Perubahan pola eliminasi urine ( disuria, dorongan, frekuensi, dan atau hokturia ) berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur urinarius lain.diagnosa ini tidak ada pada kasus karena penulis ini tidak melakukan pengkajian secara langsung jaadi tidak mengetahui adanya perubahan pola eliminasi urine atau tidak,juga karena penulis juga tjdak mengetahui frekuensi BAK pada klien.

Adapun diagnose yang ada pada kasus dan yang ada pada teori adalah:
1. infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada uretra diagnose ini muncul karena pada lubang kencing terjadi infeksi,hal ini terjadi karena saluran kemih sudah terinfeksi yang dimana pada orang normal cairan putih kental tersebut tidak akan keluar .dan cairan putih kental ini di dapat tidak lama setelah kliem melakukan hubungan intim dengan teman wanitanya.

2. gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan infeksi uretra.diagnosa ini muncul karena nyeri yang terasa pada saat kencing terjadi kareena daerah yang meradang bersentuhan dengan air kencing.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi perawatan rumah. Diagnose ini muncul karena klien tidak mengerti tentang uretritis, penyebab, juga proses penyakitnya. Dan juga mengerti tentan metode pencegahanya.


B. Perencanaan keperawatan
Adapun pembahasan dari rencana tindakan keperawatan pada klien dengan uretritis adalah sebagai berikut :

1. Infeksi berhubungan dengn adanya bakteripada saluran kemih. Diagnose ini di prioritaskan pertama karena infeksi sudah terjadi dan komplikasi dari infeksi harus di cegah karena komplikasi infeksi dapat mennjalar atu prostat menimbulkan infeksi yang sulit dalam penyembuhannya, penjalaran infeksi ke testis dapat berakibat terganggunya produksi sperma, sehingga mutu sperma tidak baik, ssedangkan penyebaran infeksi pada saluran kemih dapat menyebabkan pancaran urine bercabang akibat dinding uretra mengecil sebagian, sehingga bentiknya tidak bulat lagi. Dengan begitu harapan setelah di lakukan tindakan keperawatan adalah infeksi sembuh dan komplikasi dapat di cegah. Tindakan keperawatan yang di lakukan adalah catat karakteristik urin untuk mengetahui atau mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang di harrapkan.
2. Pada teori tindakan prioritaskan kedua karena menurut maslow rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar yang kedua, masalah ini harus di tangani dengan harapan nyeri hilang dengan skala nyeri 0. Tindakan keperawatan yang di lakukan adalah lakukan sith bath dalam air hangat dan pemberian obat analgetik.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah. Diagnose ini di prioritaskan ke tiga karena klien bertanya tentang penyakitnya dan juga klien merasa bingung karena alah sudah minum obat antibiotic selama 3 hari tetapi belum ada perbaikan. Tindakan keperawatan yang di lakukan adalah berikan pendidikan kesehatan tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi pencegahan di rumah.

C. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat sesuai kondisi klien.
Diagnose pertama pada kasus yaitu infeksi, pelaksanaan yang dilakukan adalah mengkaji suhu tubuh klien dan laporkan jika suhu diatas 38,50C, mencatat karakteristik urine, menganjurkan klien untuk minum 2-3 liter, menganjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih dan memberikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering. Pada teori tindakan keperawatan yang dilakukan sama dengan pada kasus.
Diagnose kedua pada kasus yaitu gangguan rasa nyaman nyeri. Pelaksanaan yang dilakukan adalah mengkaji intensitas, lokasi dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri, memberikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran, lakukan sith bath dalam air hangat, dan memberikan obat analgetik sesuai dengan program terapi. Pada teori pelaksanaannya adalah sama dengan pada kasus.
Diagnose ketiga pada kasus yaitu kurang pengetahuan. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi perawatan dirumah.
Semua perencanaan pada kasus tidak semuanya penulis lakukan dikarenakan keterbatasan waktu dan perencanaan pada teori tidak penulis laksanakan pada kasus karena disesuaikan pada kondisi klien saat dilakukan asuhan keperawatan.

D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, pada tahap ini penulis menilai sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai yaitu :
Pada diagnose pertama dikasus yaitu infeksi, data objektif yang dapat dievaluasi adalah tanda – tanda vital dalam batas normal, nilai kultur urine negative, urine berwarna bening dan tidak berbau, sehingga masalah keperawatan teratasi dan cairan putih kental tidak keluar lagi pada lubang kencing.
Diagnose kedua yaitu gangguan rasa nyaman nyeri, data subjektif yang dapat dievaluasi adalah klien menyatakan nyeri berkurang, data objektifnya tampak klien tenang, skala nyeri 1, kandung kemih tidak tegang, tanda – tanda vital dalam batas normal. Masalah keperawatan teratasi karena nyeri hilang.
Diagnose ketiga yaitu kurang pengetahuan tentang proses penyakit, metode pencegahan, data subjektif yang dapat dievaluasi adalah klien mengatakan paham tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi perawatan dirumah. Data objektifnya adalah tamppak klien dapat menyebutkan kembali materi yang diberikan. Masalah keperawatan teratasi, setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tahu tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan dirumah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah suatu keadaan   adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli, resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998)

Dimana ISK terbagi menjadi 3 bagian :

1)      Uretritis ( Infeksi pada uretra)

2)      Pielonefritis ( Infeksi pada ginjal )

3)      Sistitis ( Infeksi pada vesika urinary )

 

B. Saran

        Kami sebagai mahasiswa mahasiswi keperawatan sangat sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat dan memeberi pengetahuan lebih tantang pentingnya menjaga kebersihan tubuh terlebih lagi pada organ vital kita, terutama pada wanita, karna ISK ini sering sekali terjadi pada wanita dari pada laki laki, tpi bukan berarti yang laki laki tenang tenang saja, tetap jaga kebersihan itu sangat penting untuk kesehatan tubuh. Semoga bermanfaat. 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                            TERIMAKASIH

                                                                                    SALAM MANIS NOVIJAWATI